Ketika KBS mengumumkan bahwa mereka bakal menggelar konser Music Bank di seluruh dunia tahun ini, fans pun begitu senang karena idola-idola Korea bakal datang ke negara mereka.
Mungkin ini adalah berita bagus bagi fans, namun tidak demikian halnya dengan industri. Network broadcast dikritik karena mencoba mengeruk keuntungan dari gelombang K-Pop ketika para artis sebenarnya yang membuatnya.
Perusahaan seperti SM Entertainment telah memulai tur ke seluruh dunia, dan bahkan menggelar tur solo seperti bagi Super Junior. B2ST dari Cube Entertainment juga merencanakan tur ke 21 negara di dunia, di mana hal ini mengindikasikan bakal menjadi tren bagi artis-artis Hallyu.
Haruskah stasiun TV seperti KBS melanjutkan rencana menggelar konser di luar negeri? Hal ini bakal menjadi konflik tersendiri bagi jadwal sang artis, membuat mereka tak mungkin tampil atau juga harus memilih salah satu. Perwakilan industri juga melihat menuduh fans bakal lebih memilih konser yang dihadiri oleh banyak artis daripada satu artis maupun family konser.
Banyak pihak di industri juga membuka suara mengungkap keprihatinan mereka di mana ini bisa saja seperti pemaksaan tidak langsung. Haruskah para artis memilih pergi ke luar negeri untuk konser seperti Music Bank, stasiun TV bisa menggunakan tekanan dari belakang atau juga membuat suasana yang tidak nyaman di masa yang akan datang.
Namun di sisi lain, pengaruh mereka dalam menyebarkan K-Pop ke seluruh dunia tidak bisa dikesampingkan, terutama bagi agensi kecil di mana mereka tidak memiliki dana untuk mempromosikan artis mereka ke luar negeri.
“Media memiliki peran besar dalam mengembangkan K-Pop, dan tentu ada risiko untuk merencanakan konser di area yang belum secara langsung dikenalkan ke K-Pop. Namun demikian, sekali stasiun TV menggelar konser di area seperti Jepang, di mana sudah ada pasar K-Pop yang besar, niat untuk menggelar konser tersebut pasti akan berubah dan tidak berarti lagi,” ucap Hong Seung CEO dari Cube Entertainment.
0 komentar:
Posting Komentar